PLN Peduli Bagikan 45 Ribu Bibit Kopi ke Petani di Sembalun

Mataram, antbnews, 29/4/2021 – PLN Peduli bersama Komunitas Adat Sembahulun di Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun membagikan 45 ribu bibit kopi jenis Arabica kepada masyarakat petani kopi secara percuma.

Bibit kopi yang dibagikan merupakan hasil pembibitan kopi mandiri, yang dilakukan oleh Komunitas Adat Sembahulun, yang merupakan salah satu program binaan PLN Peduli.

“Kami berterimakasih kepada Komunitas Adat Sembahulun yang telah melaksanakan kegiatan pembagian 45 ribu bibit kopi siap tanam kepada para petani di Sembalun Bumbung. Ini merupakan rangkaian kegiatan program PLN Peduli yang mengambil tema menghijaukan kawasan dengan pendekatan hutan ekonomi, sebagai langkah preventif sekaligus menjaga alam, karena tanaman kopi mampu mengikat tanah dengan lebih baik,”ujar Prapsakti Wahyudi, Manager Perijinan dan Komunikasi, PLN UIP Nusra.

Yudi menjelaskan bahwa, kegaitan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak akhir tahun 2019 lalu, yang diusung melalui tema Festival Nalet Kahwa, dengan melibatkan masyarakat adat, sebagai local genius di wilayah tersebut.

“Sampai dengan saat ini, dapat diperkirakan lahan yang telah dapat dihijaukan oleh tanaman kopi ini dapat mencapai 30 Hektar (Ha), kegiatan ini merupakan bentuk turut sertanya PLN untuk terlibat langsung menjaga kelestarian lingkungan dan menjawab isu – isu lingkungan yang beredar di masyarakat, serta dapat menghadirkan manfaat keekonomian” jelas Yudi.

Advertisement

Haji Purnipa, selaku Ketua Komunitas Adat Sembahulun menyampaikan rasa terimakasih kepada PLN Peduli, atas keterlibatannya dalam menjaga alam, terlebih saat – saat ini Sembalun sering mengalami peristiwa tanah longsor.

“Semoga melalui kegiatan ini, ikhtiar kami adalah bagaimana alam Sembalun, alam Rinjani, tetap lestari”, tutur Purnipa.

Haji Purnipa juga menjelaskan bahwa, keseluruhan proses kegiatan ini, dari persiapan bahkan sampai dengan penanaman, dimulai dari masyarakat itu sendiri,

“Kami menyiapkan benih, menyemai, merawat, dan melakukan pembibitan secara mandiri, karena mengingat harga bibit kopi yang cukup tinggi bagi masyarakat petani disini, dan itu menjadi penghambat petani untuk mengembalikan kejayaan kopi Sembalun,” tutur Purnipa. (Al)

Share this post

PinIt
submit to reddit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top