JPS Gemilang Jadi Angin Segar Bagi UMKM Perunggasan NTB

Jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan NTB mengadakan rapat membahas industri perunggasan. (ist)

Mataram, antbnews – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi COVID-19 melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang berupa paket kebutuhan pokok, termasuk di dalamnya hasil peternakan, seperti telur ayam.

“Pada masa pandemi COVID-19, salah satu fokus perhatian Pemerintah Provinsi NTB, yaitu program JPS Gemilang yang dihajatkan untuk mengatasi dampak pandemi bagi masyarakat,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Hj Budi Septiani.

Menurut dia, program JPS Gemilang tidak hanya memberikan manfaat bagi warga yang tidak mampu dan terdampak, namun diharapkan mampu menggairahkan kembali ekonomi di sektor industri kecil menengah (IKM) dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Untuk subsektor peternakan, kata Budi, program JPS Gemilang tahap satu telah mampu memberikan angin segar bagi peternakan perunggasan yang terancam akibat lesunya permintaan. Pelaku usaha bisa bernafas lega karena mendapatkan suntikan permintaan.

Untuk peternakan unggas misalnya pada JPS tahap pertama telah diakomodir pengadaan telur pada peternak lokal sekitar dua juta butir sebagai salah satu bagian paket sembako JPS I.

Advertisement

“Hal itu tentu dapat memberikan harapan segar bagi peternakan unggas di NTB, walaupun pada kenyataannya masih banyak peternakan unggas lokal yang merasa belum diakomodir hasil produksi mereka,” kata Budi.

Asosiasi Peternak Ayam Petelur dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mneyampaikan keinginnya agar peternak-peternak yang hasil produksinya belum ditampung di JPS I dan II, agar dapat diakomodir pada JPS berikutnya.

Untuk diketahui bahwa selama masa pandemi COVID-19, peternak perunggasan cukup mengalami kerugian akibat banyak hasil produksi mereka yang belum terserap di pasar, sementara rata-rata peternakan unggas di NTB, memiliki modal usah yang kecil, perputaran modal mereka berasal dari terserapnya hasil produksi di pasar.

Sebesar 50 persen peternak unggas baru dengan modal terbatas mengandalkan bayar telur untuk membeli pakan.

“Pakan untuk peternakan unggas merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan hasil produksi peternak. Hampir 80 persen biaya produksi peternakan unggas adalah untuk membiaya pakan,” pungkas Budi. (AN)

Share this post

PinIt
submit to reddit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top